Senin, 28 Januari 2013

Pembahasan Tentang Cinta

Assalamu'alaikum.

Bissmillah.

Cinta? Sesuatu yang mungkin tak terlihat, tapi bisa kamu rasakan saat untaian kata itu merasuki hatimu. Sesuatu yang dapat mengubah alur hidupmu, suatu keyakinan yang memberimu semangat baru. Tapi, pernahkah kamu berpikir ketika dia pergi atau kapan dia pergi? Pernahkah kamu membayangkan ketika dia tak lagi ada dihatimu bahkan di kehidupanmu?
Ya? Tentu kamu merasa telah kehilangan separuh jiwamu.

Tak ada seorangpun yang mengerti kapan dia datang dan kapan dia pergi, Tak bisa diatur dengan siapa dan bagaimana dia memasuki hati.

Kita hanya bisa menjalani dan berharap semua seperti apa yang kita impikan. Tapi terkadang mimpi itu tak selalu jadi kenyataan, dan hancur ketika dia pergi meninggalkanmu. Suatu saat ketika dia pergi, siapkah kamu dengan itu? siapkah kamu untuk merelakanya?

Bersyukurlah apa yang kamu miliki sekarang, bersyukurlah kamu memiliki cinta di dalam dirimu. Jagalah cinta itu untuk tetap pada tempatnya, karena kamu takkan tahu kapan dia pergi meninggalkanmu. Lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan saat ini, jangan sampai menyesal setelah dia pergi. Karena waktu tak akan terulang kembali!

Terimalah segala kekurangan dan kelebihan pasanganmu, terimalah dia sama seperti saat kamu temukan dia. Jangan egois dan menginginkan dia berubah seperti yang kamu mau tanpa peduli apakah itu membuatnya nyaman. Cinta gak butuh perubahan, tapi cinta yang akan mengubahmu dan mengerti tentang dia. Buat dirimu dan dirinya nyaman dengan cinta.

Kamu tak perlu memikirkan kapan dia pergi, tapi lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan saat kamu bersamanya.

Kamu seharusnya mengerti, kamu telah disatukan atas nama cinta dan kehendak-Nya.
Terimalah saat dia datang, dan relakanlah saat dia pergi.
Tapi saat dia masih bersamamu, berikan yang terbaik yang bisa kamu berikan.

Sabtu, 17 November 2012

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."

Selasa, 09 Oktober 2012

Persentasi Sejarah dan PKn

link untuk download:
http://www.slideshare.net/drazat/sejarah-14638855/download

link untuk download:
http://www.slideshare.net/drazat/sistem-pemerintahan-14638634/download

Minggu, 11 Maret 2012

Karya Tulis Ilmiah

SEJARAH SINGKAT ISTANA BOGOR DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI KEBUN RAYA BOGOR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kenaikan Kelas
Pada Tahun Pelajaran 2010/2011

Disusun Oleh:
Darazat Pratama Ruhiyat


Nomor induk : 0910.10.017
Program studi : Ilmu Pengetahuan Sosial








MADRASAH ALIYAH AL-INNAYAH
KOTA BANDUNG
2011

LEMBAR PENGESAHAN

SEJARAH SINGKAT ISTANA BOGOR DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI KEBUN RAYA BOGOR


Darazat Pratama Ruhiyat

Nomor induk : 0910.10.017
Program studi : Ilmu Pengetahuan Sosial



Makalah ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan
di Bandung, Juli 2011



Oleh


Guru Pembimbing


Aceng Endang, S.pd.
NIM. 0537755656200032

Kepala Madrasah


Drs.H. Ridwan Syihabuddin
NIP. 196409181989031007


ABSTRAK

SEJARAH SINGKAT ISTANA BOGOR DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI KEBUN RAYA BOGOR

OLEH
DARAZAT PRATAMA R

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman baik budaya, bahasa, agama, sumber daya alam, dan lain sebagainya. Keanekaragaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dituangkan dalam satu semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetap satu tujuan. Indonesia adalah Negara yang di pimpin oleh seorang Presiden, dimana untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin Negara seorang presiden mempunyai tempat khusus untuk menunjang berbagai tugasnya dalam memimpin negara, salah satunya ialah Istana Bogor.
Istana bogor ibarat mata air keindahan. Seperti nama terdahulu: Buitenzorg, yang diambil dari bahasa belanda berarti “tempat tanpa gangguan, tempat tetirah dari masalah pelik Batavia”. Istana dengan bangunan bergaya kolonial ini terhampar rumput hijau dikelilingi oleh tetumbuhan langka. Dihiasi ratusan rusa totol (± 850-an) dan kekayaan benda seni yang berperan penting perjalanan istana.
Di balik dinding istana yang sejuk ini, pemimpin demi pemimipin mengolah pemikiran dan strategi untuk meraih harapan. Sesuai dengan perkembangan zaman, Istana Bogor tidak hanya dipakai sebagai simbol negara yang patut dijaga dan dilestarikan.

KATA PENGANTAR

Alhadulilah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan kepada hamba-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Penulis sangat bersyukur atas terselesaikannya laporan ini setelah melalui dan mengalahkan berbagai hambatan selama proses penulisan makalah ini. Dalam makalah ini, penulis melakukan suatu penelitian tentang Sejarah Singkat Istana Bogor dan Peristiwa Yang Terjadi di Kebun Raya Bogor.
Proses penulisan makalah ini dapat terwujud karena berkat adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih, terutama kepada :
1. Bapak Aceng Endang, S.pd. selaku guru pembimbing atas waktu dan bimbingannya;
2. Bapak Usman Supriatna, S.pd, selaku wali kelas XI-B atas motivasinya;
3. Ibu Dra. Hj. Iis Sofiah Robiah Adawiyah, M. Pd, selaku Wakamad Bidang Kurikulum saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya;
4. Bapak Endang Rustana, S.pd, selaku Wakamad Bidang Kesiswaan yang telah membekali saya dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat;
5. Bapak Drs. H. Ridwan Syihabuddin, selaku Kepala Madrasah Aliyah Al-Inayah terimakasih atas izinnya dalam melakukan penelitian selama ini;
6. Guru-guru Madrasah Aliyah Al-Inayah, selaku staf pengajar saya ucapkan banyak-banyak terima kasih;
7. Orang tua tercinta atas do’a serta dukungannya yang selalu memberikan motivasi kepada saya agar dapat menyelesaikan makalah ini;
8. Teman-teman di kelas XI “B” MA.


Demikian makalah ini, penulis berharap informasi yang terdapat pada makalah ini dapat bermanfaat. Namun, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat mendorong penulis untuk lebih menyempurnakan makalah ini maupun karya-karya selanjutnya.


Bandung, Juni 2011



Penulis,
Darazat Pratama Ruhiyat

DAFTAR ISI

JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Manfaat Penelitian 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Sejarah Istana Bogor 4
2.2 Bangunan dan Ruangan di Istana Bogor 7
2.2.1 Kepustakaan dan benda seni 12
2.2.2 Kaca Seribu Istana Bogor 15
2.3 Kebun Raya Bogor 16
2.3.1 Peristiwa yang terjadi di Kebun Raya Bogor 20
BAB III PENUTUP 22
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Lembar Pengesahan.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman baik budaya, bahasa, agama, sumber daya alam, dan lain sebagainya. Keanekaragaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dituangkan dalam satu semboyan negara yaitu Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetap satu tujuan. Indonesia adalah Negara yang di pimpin oleh seorang Presiden, dimana untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin Negara seorang presiden mempunyai tempat khusus untuk menunjang berbagai tugasnya dalam memimpin negara, salah satunya ialah Istana Bogor.
Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusanya yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal ada tiga pasang (6 ekor) dan sekarang berjumlah  850 ekor, tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
Istana Kepresidenan Bogor terletak di di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat, di sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di atas tanah berkultur datar, seluas sekitar 28,86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut, tergolong ke dalam kota beriklim sedang, dengan hawa sejuk sangat sesuai untuk peristirahatan. Alam disekitar istana ini indah dan terasa nyaman, halamannya ditata seakan-akan tampak laksana permadani hijau yang terhampar mengelilingi bangunan istana. Selepas mata memandang, terbentang hamparan rumput yang segar menghijau, yang dirindangi oleh lebatnya aneka daun pepohonan terdiri dari 346 jenis pohon, 591 ekor rusa tutul (Axis-axis) manis bergerombol kesana-kemari; kolam-kolamnya berhias bunga teratai dan air semburat. . Juga terdapat patung - patung yang cantik, seperti Si Denok karya Trubus, yang modelnya adalah Ara, istri seorang karyawan Istana Bogor serta The Hand of God, reproduksi dari Swedia.
Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur. Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membahas dan mendalami tentang salah satu Istana Kepresidenan yakni Istana Bogor dan berbagai komponen yang ada didalamnya.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah sejarah Istana Bogor?
2. Bangunan dan ruangan apa saja yang terdapat di Istana Bogor?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi di Kebun Raya Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah Istana Bogor.
2. Untuk mengetahui bangunan dan ruangan apa saja yang terdapat di Istana Bogor.
3. Untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi di Kebun Raya Bogor.



1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan manfaat yang lebih baik dalam pengetahuan tentang istana bogor baik bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat Indonesia.
2. Sebagai karya ilmiah semoga dapat memberikan sumbangsih penulis kepada perkembangan dunia pendidikan khususnya ilmu sosial.
3. Hasil dari penelitian ini semoga dapat dijadikan sumbangan pemikiran, masukan serta referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan oleh pemerintah serta instansi-instansi yang terkait dengan bidang pendidikan khususnya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Istana Bogor
Wilayah Bogor, pertama kali ditemukan oleh Gubernur Jendral G.W. Baron Van Imhoff saat mengadakan inspeksi ke daerah Cianjur, Jawa Barat pada 10 Agustus 1744. Van Imhoff menganggap daerah temuannya itu sangat cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan. Maklum ketika itu, Batavia (Jakarta pada masa pendudukan Belanda) sebagai pusat pemerintahan mulai dirasakan panas kendati penduduknya belum sepadat saat ini.
Berawal dari keinginan orang - orang Belanda yang bekerja di Batavia ( kini Jakarta ) untuk mencari tempat peristirahatan. Karena mereka beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat - tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia.Riwayat Istana Kepresidenan Bogor bermula dari Gubernur Jenderal Belanda bernama G.W. Baron van Inhoff, yang mencari tempat peristirahatan dan berhasil menemukan sebuah pesanggrahan (10 Agustus 1744) yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan). Istana Bogor dahulu bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran". Dia sendiri membuat sketsa dan membangunnya (1745-1750) mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.
Akhirnya pada 1745, Van Imhoff memerintahkan untuk membangun sebuah gedung yang sekarang ini dikenal sebagai Istana Bogor. Ketika dibangun, hanya berupa pesanggrahan yang modelnya meniru gedung Blenhiem Palace, tempat kediaman Duke of Malborough (nenek moyang Diana, Putri Wales) yang terletak di dekat oxford, Inggris. Pesanggrahan itu diberi nama Buitenzorg yang berarti bebas masalah atau kesulitan. Nama tersebut mencakup perkampungan di sekitarnya. Sejak berdiri sampai sekarang, bangunan Buitenzorg mengalami beberapa kali dipugar akibat perang, bencana dan penyesuaian terhadap perkembangan jaman. Pada 1750-1754 pesanggrahan ini mengalami kerusakan berat akibat serangan pasukan yang dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang.
Lalu oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel diperbaiki kembali dengan tetap mempertahankan bentuknya semula, sebab anggota Dewan Hindia menasehatkan agar bentuknya tidak boleh diubah mengingat bangunan Buitenzorg adalah replika dari Istana Blenhiem.
Pada masa Gubernur Jenderal Willem Daendels yang berjuluk Tuan Besar Guntur (1808-1811) memimpin, ia menambah gedung di sebelah kiri dan kanan gedung induk, sedangkan gedung induk dijadikan dua tingkat. Untuk mengisi kekosongan halaman bangunan yang luas, dipelihara enam pasang rusa yang didatangkan dari perbatasan India dan Nepal. Rusa-rusa itu terus bertambah banyak, jumlahnya kini ratusan ekor.
Ketika Inggris berkuasa, Wakil Gubernur Jenderal Thomas Stamford Rafless memugar bangunan ini, terutama bangunan besar di tengah yang oleh Daendels digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan bangunan. Rafless juga menata ulang kebun halaman di sekitarnya menjadi taman model Inggris.
Saat Belanda berkuasa kembali, Istana Buitenzorg mengalami renovasi besar-besaran. Misalnya pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826) membangun menara di tengah-tengah gedung induk. Halaman yang mengelilingi bangunan istana dijadikan sebagai kebun percobaan untuk penyelidikan tanaman tropis dari dalam dan luar negeri.
Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris. Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.
Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektar dan luas bangunan 14.892 m².
Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi berat mengguncang sehingga istana tersebut rusak berat. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IX. Kemudian pada tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. Akan tetapi, riwayat telah mencatat sebanyak 44 gubernur jenderal Belanda pernah menjadi penghuni istana ini. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor (1950) mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia.
Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang.
Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor. Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum tahun 2020.
Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS
Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan pernikahan anaknya, Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana Bogor.
Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.

2.2. Bangunan dan Ruangan di Istana Bogor
Sebelumnya Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektar. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:
1. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara;
2. Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing;
3. Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung;
4. Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah;
5. Kantor pribadi Kepala Negara;
6. Perpustakaan;
7. Ruang makan;
8. Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film;
9. Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi;
10. Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.


Menurut data kepustakaan, di Istana Kepresidenan Bogor terdapat 37 bangunan. Beberapa bangunan utama nya memiliki fungsi penting. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:
1. Gedung Induk, terdiri dari delapan ruang , yaitu Ruang Garuda yang berfungsi sebagai Ruang Resepsi, disini juga pertemuan - pertemuan besar dapat dilaksanakan. Ruang Teratai yang berfungsi sebagai ruang penerimaan tamu. Ruang Film pernah berfungsi sebagai ruang pemutaran film pada masa Presiden Soekarno. Ruang Makan yang berfungsi sebagai ruang makan utama. Ruang Kerja Presiden yang pernah berfungsi sebagai tempat bekerja Presiden Soekarno. Ruang Perpustakaan yang pernah berfungsi sebagai ruang perpustakaan Presiden Soekarno. Ruang Famili dan Kamar Tidur yang berfungsi sebagai tempat / ruang tunggu Presiden jika akan mengikuti aneka acara di Ruang Garuda. Ruang Tunggu Menteri yang berfungsi sebagai ruang tunggu para menteri jika mereka akan mengikuti acara - acara di Ruang Garuda.
Fungsi utama Istana Kepresidenan, pada masa penjajahan Belanda istana berfungsi sebagai tempat peristirahatan. Namun setelah jaman kemerdekaan berubah menjadi kantor kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Sejalan dengan fungsinya pernah terjadi di Istana Kepresidenan Bogor, antara lain :
a. Konferensi Lima Negara (28-29 Desember 1954)
b. Penandatanganan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 lebih dikenal dengan
Supersemar.
c. Pembahasan masalah konflik Kamboja yaitu Jakarta Informal Meeting (JIM)
d. Pertemuan Para Pemimpin APEC (15 November 1994).

Bagian-bagian Istana Kepresidenan Bogor, Gedung Induk terdiri dari Ruang Garuda sebagai Ruang Resepsi; Ruang Teratai berfungsi sebagai Ruang Penerima Tamu; Ruang pemutaran film; Ruang Kerja Presiden; Ruang Perpustakaan; Ruang Famili dan Kamar Tidur; Ruang Tunggu Menteri yang akan mengikuti acara. Gedung Utama Saya Kiri terdiri dari Ruang Panca Negara pernah berfungsi sebagai persiapan Konfrensi Asia Afika di Bandung; Kemudian Ruang Tidur dan Ruang Tengah sebagai tempat menginap Presiden, Tamu Negara, dan Tamu Agung. Gedung Utama Sayap Kanan berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu Negara berikut tamu Negara dan tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi sebagai kantor Rumah Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan sebagai tempat menginap para pejabat dan staf tamu Negara. Bahkan pada tahun 1964 dibangun khusus untuk istirahat Bapak Presiden dan keluarganya, yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini.

1. Gedung Utama Sayap Kiri, terdiri dari dua ruang, yaitu Ruang Panca Negara, yang pernah berfungsi sebagai ruang Konferensi Panca Negara/persiapan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Ruang Tidur dan Ruang Tengah, yang difungsikan sebagai tempat menginap Presiden, tamu negara dan tamu agung.

2. Gedung Utama Sayap Kanan, berfungsi sebagai tempat menginap para Presiden sebagai tamu negara berikut tamu - tamu negara, dan tamu – tamu lainnya. Paviliun Sayap Kiri berfungsi sebagai kantor Rumah Tangga Istana Bogor, sedangkan Paviliun Sayap Kanan berfungsi sebagai tempat menginap para pejabat dan staf tamu negara.

3. Paviliun I-VI. Paviliun I-V kini digunakan sebagai tempat menginap para pejabat dan merupakan ruang tunggu para menteri apabila ada acara, Paviliun VI digunakan sebagai rumah jabatan kepala istal Di antara bangunan-bangunan lainnya, yang patut dicatat di sini adalah Gedung Dyah Bayurini, yang dilengkapi dengan kolam renang digunakan sebagai tempat istirahat Presiden serta keluarganya jika sedang berada di Bogor. Selain itu, terdapat Gedung Serba Guna yang berfungsi sebagai ruang serba guna: kesenian, pertemuan, tempat artis, dsb. Selebihnya bangunan-bangunan itu merupakan bangunan-bangunan pelengkap kediaman Presiden dan fungsinya pun sejalan dengan jabaran tugas dan fungsi mereka.

2.2.1. Kepustakaan dan Benda Seni
Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya tersedia di kepustakaan istana. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana ini adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dengan aneka bahan bakunya. Di istana ini terdapat patung sebanyak 216 buah.
Di samping lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah. Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap ruang/bangunan istana.
Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950.
Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah negara-negara asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya adalah tempat penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor.
Koleksi istana meliputi:
a. 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernest Dezentjé
b. 360 patung
c. Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev di tahun 1960.
d. Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958.


2.2.2. Kaca Seribu Istana Bogor
Melangkahkan kaki ke dalam Istana Kepresidenan Bogor, kita akan disuguhkan dengan berbagai macam ornamen istana yang unik dan khas. Mulai dari pilar-pilar bergaya Olympia yang berdiri tegak menyanggah bangunan istana, sampai aneka benda koleksi lainnya yang sudah ada sejak masa kependudukan Belanda dan masa pemerintahan Presiden pertama RI Soekarno. Di antara ruangan yang ada di istana, terdapat dua ruang utama yaitu Ruang Garuda dan Ruang Teratai. Masing-masing ruangan ini berfungsi sebagai tempat digelarnya acara kenegaraan dan untuk menerima tamu negara. Diantara kedua ruang tersebut, terdapat lorong yang menjadi penghubung keduanya.
Ketika kita berjalan menyusuri lorong ini, terlihat dua buah kaca besar yang terdapat di sisi kiri dan kanan dinding. Posisis kedua kaca tersebut saling berhadapan. Kedua cermin atau kaca tersebut dikenal dengan sebutan Kaca Seribu. Apabila seseorang berdiri tepat di antara kedua cermin itu, maka pantulan yang terlihat seolah-olah ada ribuan orang yang sedang berdiri menghadap cermin. Ihwal inilah yang menyebabkan kaca tersebut dinamai dengan Kaca Seribu.
Menurut Kasubag Rumah Tangga (Rumga) dan Protokol Istana Bogor, Endang Sumitra, sebenarnya di istana ini terdapat 5 buah kaca yang sama. Namun, kaca berukuran sekitar 1,5 meter x 2,5 meter ini hanya dua yang disebut sebagai Kaca Seribu, karena ketiga kaca lainnya diletakkan di tempat terpisah. Uniknya lagi, penempatan posisi kaca yang saling berhadapan dan berjarak cukup dekat ini hanya terdapat di Istana Bogor.
“Tapi sebenarnya juga bisa dibuat di rumah sendiri kalau kita mau,” ujar Endang sambil bercanda. “Itu refleksi bayangan. Selama dua buah kaca diletakkan pada posisi saling berhadapan, dia akan merefleksikan seribu bayangan,” Endang menjelaskan.
Selain itu, jika kita berdiri tepat diantara kedua cermin yang dibingkai dengan kayu ukiran bersepuh warna emas ini, maka tempat kita berdiri tersebut merupakan titik koordinat atau titik nol Istana Bogor. Bahkan menurut rumor, jika kita menarik garis lurus dari titik ini, maka akan mengarah pada Tugu Monumen Nasional (Monas) yang letaknya tidak jauh dari Istana Kepresidenan Jakarta. Namun, Endang tidak membenarkan ataupun menyangkal rumor tersebut.
“Belum ada yang bisa memastikan dan membuktikan hal itu. Namun yang pasti akan mengarah ke Batavia,” ujar Endang. Menurut Endang yang sudah 51 tahun bertugas di Istana Bogor ini, satu kesamaan antara Istana Bogor dan Istana Jakarta adalah sama-sama berdampingan dengan kali Ciliwung. “Jadi kalau saya melewati Ciliwung yang ada di Bogor, terus melewati Manggarai, maka akan sampai di Ciliwung yang ada di samping Istana Negara,” tambahnya.
Kaca Seribu yang juga merupakan peninggalan Belanda ini sudah tergantung di Istana Bogor sejak tahun 1850. Adapun keunikan lainnya adalah diantara semua benda yang berhasil diambil paksa oleh pihak Jepang kala itu, Kaca Seribu lah satu-satunya benda koleksi Istana Bogor yang luput dari penjarahan berikut dengan tiga kaca lainnya. Sehingga, kelima kaca tersebut masih setia menghiasi dinding-dinding istana.


2.3. Kebun Raya Bogor
Pada tahun 1811, ketika perang Napoleon di eropa, Indonesia pada waktu itu bernama Hindia Belanda atau Nederlandsch Indie, direbut oleh Inggris dari kekuasaan Belanda. Ketika Napoleon jatuh (1815/1816) para pemimpin negara di Eropa membuat perjanjian, antara lain tentang pembagian wilayah kekuasaan.
Pada tahun 1816 Inggris menggembalikan kekuasaan Indonesia ke tangan Belanda. Peperangan yang terjadi di Eropa menyebabkan Belanda mengalami kelesuan, Kerajaan Belanda mengembangkan ilmu pengetahuan, karena mereka tahun tegak dan kejayaannya Belanda ditandai antara lain dengan ilmu pengetahuan. Untuk ini dikirimlah C.Th.Elout, A.A Boykens dan G.A.G.P. Baron Van Der Capellen, ke Indonesia dan Dr. Casper Goerge Carl Reinwardt selaku penasehat.
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.
Pada tanggal 15 April 1817 Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der Capellen,Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui gagasan Reinwardt. Pada tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg.
Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris). Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia).
Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.
Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch. Dengan dibantu oleh Justus Karl Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).
Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub. Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.
Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. Carl Ludwig Blume (1822), JE. Teijsmann dan Dr. Hasskarl (zaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teijsmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Jacob Christiaan Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Koestono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
Setelah kemerdekaan, tahun 1949 ‘Slands Plantentiun te Buitenzorg’ berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) dipimpin dan dikelola oleh bangsa Indonesia, Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya 6 anak lembaga, yaitu Bibliotheca Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub Laboratorium, Musium Zoologicum Bogoriensisi dan Laboratorium Penyelidikan Laut.Untuk pertama kalinya tahun 1956 pimpinan Kebun Raya dipegang oleh bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia, pengumpulan tanam-tanaman yang berguna bagi Indonesia (43 jenis, di antaranya vanili, kelapa sawit, kina, getah perca, tebu, ubi kayu, jagung dari Amerika, kayu besi dari Palembang dan Kalimantan), dan mengembangkan kelembagaan internal di Kebun Raya yaitu:
1. Herbarium
2. Museum
3. Laboratorium Botani
4. Kebun Percobaan
5. Laboratorium Kimia
6. Laboratorium Farmasi
7. Cabang Kebun Raya di Sibolangit, Deli Serdang dan di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan
8. Perpustakaan Fotografi dan Tata Usaha
9. Pendirian Kantor Perikanan dan Akademi Biologi (cikal bakal IPB).
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti
1. s’Lands Plantentuin
2. Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
3. Botanical Garden of Buitenzorg
4. Botanical Garden of Indonesia
5. Kebun Gede
6. Kebun Jodoh
7. Kebun tete

Direktur
1. 1817-1822 : Caspar Georg Karl Reinwardt (1773-1854).
2. 1823-1826 : Carl Ludwig Blume (1789-1862).
3. 1830-1869 : Johannes Elias Teijsmann (1808-1882).
4. 1869-1880 : Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer (1844-1880).
5. 1880-1905 : Melchior Treub (1851-1910).
6. 1905-1918 : Jacob Christiaan Koningsberger
7. 1918-1932 : W.M. Docters van Leeuwen (1880-1960).
8. 1932-1943 : Hermann Ernst Wolff von Wülfing (1891-1945).
9. 1943-1945 : Nakai Takenoshin (1882-1952).
10. 1948-1951 : Dirk Fok van Slooten (1891-1953).
11. 1951-1959 : Kusnoto Setyodiwirjo
12. 1959-1969 : Soedjana Kassan
13. 1969-1981 : Didin Sastrapradja
14. 1981-1983 : Made Sri Prana
15. 1983-1987 : Usep Sutisna
16. 1987-1990 : Sampurno Kadarsan
17. 1990-1997 : Suhirman
18. 1997-2002 : Dedi Darnaedi
19. 2002-2008 : Irawati
20. 2008-sekarang : Mustaid Siregar

Koleksi pohon dan tumbuhan
1. Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
2. Pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang masih hidup sampai sekarang.

2.3.1. Peristiwa Yang Terjadi di Kebun Raya Bogor
1. Pada tanggal 19 Desember 1992, ditanamlah bunga bangkai jenis bunga bangkai Amorphophalus titanum Becc. (Araceae atau suku talas-talasan). Bunga ini berasal dari Muara Aimat – Jambi, dengan berat umbi 30 kg.
2. Pada tanggal 5 Februari 1994, muncul tunas bunga, kemudian pada tanggal 9 Maret 1994 tingginya telah mencapai 1 meter. Lima hari kemudian tinggi tanaman ini bertambah menjadi 1,5 meter. Karena tanaman ini termasuk langka, maka tanaman ini termasuk salah satu tanaman yang dilindungi dan dikembangbiakkan.
3. Pada 16 Mei 2006, memperingati 189 tahun Kebun Raya Bogor (KRB), Kedutaan Besar Jerman bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meresmikan Tugu Peringatan Reinwardt di dalam kompleks kebun. Monumen sederhana di seberang kolam depan Istana Bogor tersebut diresmikan oleh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Joachim Broudré-Gröger.
4. Peringatan ulang tahun ini juga dimeriahkan dengan acara “ASEAN-China Workshop Botanical Garden on Management and Plant Conservation”. Selain Cina, kegiatan ini diikuti oleh negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Laos, Kamboja, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Lokakarya itu bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di bidang perkebunan dan konservasi tumbuhan di kawasan ASEAN-Tiongkok.
5. Puncak acara peringatan ulang tahun ditandai dengan penanaman bibit pohon oleh sepuluh Menteri Lingkungan Hidup ASEAN yang hadir dalam rangka acara “ASEAN Environmental Year” di Indonesia. Acara tersebut merupakan yang ketiga kalinya setelah yang pertama di Brunei Darussalam pada 2000 dan yang kedua di Kamboja pada 2003.
6. Pada 1 Juni 2006 sekitar pukul 20.00-20.30 WIB, sebanyak 124 pohon di Kebun Raya Bogor yang banyak di antaranya berusia di atas 100 tahun tumbang akibat angin kencang dan badai. Berkaitan dengan itu, kebun raya ditutup untuk umum minimal selama satu pekan guna pembenahan pohon-pohon tumbang tersebut. Kerusakan yang terjadi di Kebun Raya Bogor (KRB) sangat memprihatinkan. Kerusakan bukan hanya beberapa bidang pagar besi roboh tertimpa pohon, atau belasan pohon tumbang yang terlihat dari jalan raya yang mengitari KRB, tetapi juga kondisi di dalam KRB.
7. Areal kebun dekat pintu coklat Istana Bogor, yang tidak terlihat dari jalan raya, porak-poranda. Pohon-pohon yang diameternya 50 sentimeter dan tingginya 30-50 meter roboh, rebah malang melintang di tanah dan jalan-jalan di dalam KRB. Di antaranya ada pohon yang diameter pangkalnya sampai satu meter lebih tumbang, tercerabut dengan akar-akarnya.
8. Pada 4 Juli 2005 Mediana Nurcahyani yang berumur 8 tahun tewas[6] dan 11 kerabat lainnya luka-luka tertimpa batang randu (kapuk) ketika sedang berpiknik dan makan siang dibawah pohon di dalam Kebun Raya tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan mengadakan kunjungan secara langsung ke Istana Bogor. adalah :

Istana Kepresidenan Bogor terletak di di Jalan Ir. H. Juanda No.1 Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat, di sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Cipanas. Istana ini berada di atas tanah berkultur datar, seluas sekitar 28,86 hektar, di ketinggian 290 meter dari permukaan laut, tergolong ke dalam kota beriklim sedang, dengan hawa sejuk sangat sesuai untuk peristirahatan. Alam disekitar istana ini indah dan terasa nyaman, halamannya ditata seakan-akan tampak laksana permadani hijau yang terhampar mengelilingi bangunan istana. Selepas mata memandang, terbentang hamparan rumput yang segar menghijau, yang dirindangi oleh lebatnya aneka daun pepohonan terdiri dari 346 jenis pohon, 591 ekor rusa tutul (Axis-axis) manis bergerombol kesana-kemari; kolam-kolamnya berhias bunga teratai dan air semburat. . Juga terdapat patung - patung yang cantik, seperti Si Denok karya Trubus, yang modelnya adalah Ara, istri seorang karyawan Istana Bogor serta The Hand of God, reproduksi dari Swedia.

Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektar. Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:
1. Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara;
2. Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing;
3. Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung;
4. Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah;
5. Kantor pribadi Kepala Negara;
6. Perpustakaan;
7. Ruang makan;
8. Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film;
9. Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi;
10. Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.

Istana Bogor dilengkapi dengan sebuah kebun besar, yang dikenal sebagai Kebun Raya Bogor namun sesuai dengan kebutuhan akan pusat pengembangan ilmu pengetahuan akan tanaman tropis, Kebun Raya Bogor dilepas dari naungan istana pada tahun 1817.


3.2. Saran
Adapun saran yang di sampaikan oleh penulis seputar penelitian tersebut. Agar dapat dijadikan pertimbangan oleh pembaca dan pembaca diharapkan oleh penulis dapat memberikan masukan terhadap hasil dari penelitian ini. Penulis membuat karya ini dengan maksud agar pembaca mendapatkan pengetahuan tentang hasil dari penelitian ini. Karya tulis ini dibuat supaya pembaca agar dapat membuat karya yang lebih baik dari karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor
id.wikipedia.org/wiki/Kebun_Raya_Bogor
liburan.info/content/view/643/43/lang,indonesian/
teamtouring.net/sejarah-kebun-raya-bogor.html
www.presidenri.go.id/istana/index.php/.../istana/bogor.html
wijayalabs.wordpress.com/.../sejarah-singkat-istana-bogor/


Lampiran 1 : Lembar Pengesahan.

LEMBAR PENGESAHAN

SEJARAH SINGKAT ISTANA BOGOR DAN PERISTIWA YANG TERJADI DI KEBUN RAYA BOGOR


Darazat Pratama Ruhiyat

Nomor induk : 0910.10.017
Program studi : Ilmu Pengetahuan Sosial



Makalah ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan
di Bandung, Juli 2011



Oleh


Guru Pembimbing, Kepala Madrasah,





Aceng Endang, S.pd. Drs. H. Ridwan Syihabuddin
NIM. 0537755656200032 NIP. 196409181989031007


Sabtu, 15 Oktober 2011

Masa Parlementer (1950-1959)

Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
Latar Belakang
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer.
Konstituante
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante.
Kabinet-kabinet
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
  • 1950-1951 - Kabinet Natsir
  • 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
  • 1952-1953 - Kabinet Wilopo
  • 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
  • 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
  • 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
  • 1957-1959 - Kabinet Djuanda
  1. Kabinet Natsir
Kabinet Natsir adalah kabinet pertama pada masa demokrasi liberal. Kabinet ini terbentuk pada tanggal 6 September 1950 dan dilantik pada tanggal 7 September 1950. Perdana Menteri kabinet ini adalah Moh. Natsir dari Masyumi. Menteri kabinetnya berasal dari Masyumi ditambah tokoh-tokoh yang mempunyai keahlian istimewa, seperti Sri Sultan Hamengku Buana IX, Prof. Dr. Sumitro Joyohadikusumo, Assaat, dan Ir Juanda. Program kerja kabinet Natsir :
1)      Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante;
2)      Menyempurnakan susunan pemerintahan dan memebentuk kelengkapan negara;
3)      Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman;
4)      Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
5)      Menyempurnakan organisasi angkatan perang;
6)      Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat.
Akan tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951 dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena kebijakan Natsir dalam rangka pembebtukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi.
  1. Kabinet Sukiman
Kabinet Sukiman merupakan kabimet koalisi. Partai-partai yang berkoalisi adalah kedua partai terbesar waktu itu, yaitu Masyumi dan PNI. Dr. Sukiman dari Masyumi terpilih menjadi perdana menteri dan Suwiryo dari PNI sebagai wakilnya. Kabinet Sukiman terbentuk apada tanggal 20 April 1951. Program kerja kabinet Sukiman :
1)      Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara;
2)      Membuat dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan;
3)      Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk Dewan Konstituante dan menyelengarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah;
4)      Menyiapakan undang-undang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama, penetapan uapah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh;
5)      Menjalankan polotik luar negeri bebas aktif;
6)      Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secapatnya.
Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari 1952. Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok sendiri akibat kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-Amerika Serikat. Pada saat itu, kabinet Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika Serikat. Dan persetujuan ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri bebas aktif.

  1. Kabinet Wilopo
Kabinet yang ketiga ini berhasil dibentuk pada 30 Maret 1952. kabinet ini juga merupakan kabinet koalisi antara PNI dan Masyumi. Wilopo dari PNI terpilih sebagai perdana menteri
Program kerja kabint Wilopo :
1)      Mempersiapkan pemilihan umum;
2)      Berusaha mengembalikan IrianBarat ke dalam pangkuan RI;
3)      Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan;
4)      Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran;
5)      Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif.
Kabinet Wilopo banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnya gerakan-gerakan kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang akan menggangu stabilitas polotik Indonesia. Ketika kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah perusahaan asing di Sumatera Utara, kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga menyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia 14 bulan.
  1. Kabinet Ali Satroamijoyo (Kabinet Ali-Wongsonegoro)
Kabinet keempat berhasil dibentuk pada tanggal 31 Juli 1953 yang dipimpin oleh Ali Satroamijoyo dari PNI dan wakilnya Wongsonegoro dari PIR (Partai Indonesia Raya)
Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro :
1)      Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah;
2)      Melaksanakan pemilihan umum;
3)      Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
4)      Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika.
Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makin meningkat, antara lain munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Meskipun dihinggapi berbagai kesulitan, kabinet Ali-Wongsonegoro berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karena itu, kabinet Ali-Wongsonegoro ikut terangkat namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro akhirnya jatuh pada bulan Juli 1955 dalam usia 2 tahun (usia terpanjang). Penyebab jatuhnya kabinet Ali-Wongsonegoro adalah perselisihan pendapat anatara TNI-AD dan pemerintah tentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD. 
5.      Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet kelima terbentuk pada tanggal 12 Agustus 1955 yang dipimpin oleh Burhanuddin Harahap dari Masyumi. Program kerja Kabinet Burhanuddin :
1)      Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat;
2)      Akan dilaksankan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi, dan pemberantasan korupsi;
3)      Perjuangan mengembalikan Irian Barat.
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilaksanakan pemilihan umum pertama di Indonesia. Kabinet ini menyerahkan mandatnya setelah DPR hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956.
  1. Kabinet Ali Satroamijoyo II
Kabinet keenam terbentuk pada tanggal 24 Maret 1956 di pimpin oleh Ali Satroamijoyo. Kabinet Ali II merupakan kabinet pertama hasil pemilihan umum. Program kerja Kabinet Ali II :
1)      Menyelesaikan pembatasan hasil KMB;
2)      Menyelesaikan masalah Irian Barat;
3)      Pembentukan provinsi Irian Barat;
4)      Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan akhirnya digantikan oleh kabinet Juanda.
  1. Kabinet Juanda
Kabinet Juanda disebut juga Kabinet Karya. Ir. Juanda diambil sumpahnya sebagai perdana menteri pada tanggal 9 April 1957. Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi :
1)      Membentuk Dewan Nasional;
2)      Normalisasi keadaan RI;
3)      Melanjutkan pembatalan KMB;
4)      Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI;
5)      Mempercepat pembangunan.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yang mengakhiri masa parlementer dan digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa Demokrasi Terpimpin

Menu

Tombol Atas